ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
Nama :
Mochamad Faris Ilham
Kelas :
1IB04
NPM :
14415213
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gundarma
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, karunia serta nikmat-Nya kepada kita semua
khususnya pada diri penulis sehingga penulisan makalah ini telah diselesaikan.
Sholawat serta salam tak lupa pula kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta
keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa menjaga dan melaksanakan
perintah agama sebagaiman Rasul memberikan pengajaran kepada umatnya, yang
semata-mata adalah memberikan cahaya islam kedalam kehidupan manusia.
Penulis
menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah tanpa bantuan dari berbagi pihak
tidak akan terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-satu dalam
membantu penyelesaian makalah ini. Selain itu penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kesalahan ataupun kekeliruan dari berbagai segi, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran serta masukan yang bersifat membangun dari pembaca
agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah dua hal yang tak akan pernah bisa terlepaskan dari kehidupan manusia. Apalagi, abad 21 ini adalah era globalisasi dimana hampir semua kegiatan manusia menggunakan sistem teknologi. Yang mana perkembangan teknologi sangatlah pesat, dalam hal ini teknologi sangat berpengaruh di kehidupan sosial kita. Apalagi jika kita amati lebih jauh, IPTEK sangat berpengaruh pada kehidupan sosial.
Teknologi dalam penerapannya
sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, sudah diberi kepercayaan
yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan manusia, meskipun mempunyai
dampak sosial yang muncul sering lebih penting artinya daripada kehebatan
teknologi itu. Kita misalkan saja manusia yang bisa memanfaatkan IPTEK maka
akan memiliki status pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu orang yang
berpendidikan tinggi identik dengan status sosial yang tinggi. jika status
sosial seseorang tinggi maka tingkat kemakmurannya juga akan tinggi pula. Untuk
itulah jika diamati dengan seksama maka terdapat hubungan yang sangat kuat
antara IPTEK dengan kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat maka
akan meliputi kemakmuran dan kemiskinan. Bilamana masyarakat bisa makmur
apabila berhasil mengikuti dan menggunakan perkembangan IPTEK maka masyarakat
tersebut termasuk masyarakat yang sejahterah, dan sebaliknya, masyarakat yang
tidak dapat mengikuti IPTEK dengan baik maka terjadi kemiskinan.
Kemiskinan sendiri merupakan
tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh
kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan
makmur. Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan
lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam
lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan
(ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan
di tengah masyarakat.
Kemiskinan memang menjadi
masalah yang serius dalam menghadang kemajuan IPTEK. Hal ini disebabkan,
masyarakat miskin dipastikan tidak akan bisa menikmati kemajuan teknologi.
Malah yang terjadi masyarakat miskin akan menghambat perkembangan teknologi.
Bukan hanya itu saja, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan dampak dalam
sektor ekonomi sehingga masyarakat akan terseleksi dan membuat mereka menjadi
miskin ketika dampak IPTEK mulai merajarela.
Untuk itulah, perlu adanya
pemahaman yang mendalam antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan
kemiskinan serta kemakmuran masyarakat sehingga ada kemungkinan muncul sebuah
kesalahan persepsi mengenai IPTEK yang sangat erat kaitannya dengan kemunculan
kemiskinan yang terus berkelanjutan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
2. Apa hubungan antara Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
3.
Macam-macam sifat ilmiah?
4.
Ciri-ciri fenomena teknik pada masyarakat?
5.
Ciri-ciri teknologi barat?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian
dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
2. Untuk mengetahui hubungan antara Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Kemiskinan
3.
Untuk mengetahui Apa
saja sikap ilmia
4.
Untuk mengetahui Ciri-ciri
fenomena teknik pada masyarakat
5.
Untuk mengetahui Ciri-ciri
teknologi barat
BAB II
PEMBAHASAN
1. ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
1.1. Ilmu Pengetahuan
Di kalangan ilmuwan ada
keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara
teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan
sistematis, metodis,
rasional/logis, empiris, umum, dan
akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah
sederhana karena bermacam-macam pandangan
dan teori (epistemologi), di antaranya pandangan Aristoteles, bahwa
pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang
budi. Menurut Decartes ilmu pengetahuan
merupakan serba budi; oleh Bacon
dan David Home diartikan sebagai pengalaman indera dan batin; menurut Immanuel Kant
pengetahuan .
merupakan persatuan
antara budi danpengalaman; dan teori Phyroo mengatakan, bahwa tidak ada kepastian dalama pengetahuan. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan
berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak
adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang
pasti.
Untuk membuktikan apakah
isi pengetahuan itu benar, perlu
berpangkal pada teori-teori kebenaran pengetahuan.
Teori pertama bertitik tolak adanya hubungan dalil, di mana pengetahuan
dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil
(proposisi) yang terdahulu. Kedua, pengetahuan itu benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan. Teori ketiga menyatakan,
bahwa pengetahuan itu benar apabila
mempunyai konsekuensi praktis dalam diri
yang mempunyai pengetahuan itu.
Banyaknya teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan akan mengalami kesulitan. Sebab, membuat suatu definisi dari
definisi ilmu pengetahuan yang dikalangan ilmuwan sendiri sudah ada keseragaman
pendapat, hanya akan terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa membuat
kejelasan) dan pleonasme atau mubazir saja.
Pembentukan ilmu akan
berhadapan dengan objek yang merupakaan bahan dalam penelitian, meliputi objek
material sebagai bahan yang menjadi
tujuan penelitian bulat dan utuh,
serta objek formal,
yaitu sudut pandangan
yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian.
Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu
dan objek ilmu meliputi
rangkaian kegiatan dan tindakan.
Dimulai dengan pengamatan, yaitu
suatu kegiatan yang diarahkan
kepadafakta yang mendukung apa yang
dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan
membuktikan dengan cara
berpikir analitis,
sintesis, induktif, dan deduktif. Yang terakhir ialah
pengujian kesimpulan dengan
menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya
mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
1.2. Sikap-sikap
Ilmiah
Untuk mencapai suatu
pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang
bersifat ilmiah. Bukan
membahas tujuan ilmu,
melainkan mendukung dalam mencapai
tujuan ilmu itu sendiri,
sehingga benar-benar objektif,
terlepas dari prasangka pribadi yang
bersifat subjektif. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi empat hal:
a.tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai
pengetahuan ilmiah yang objektif.
b.Selektif, artinya mengadakan
pemilihan terhadap problema
yang dihadapi supaya didukung oleh fakta
atau gejala, dan mengadakan
pemilihan terhadap hipotesis yang
ada.
c.Kepercayaan yang layak
terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk
mencapai ilmu.
d.Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori,
maupun aksioma terdahulu telah
mencapai kepastian, namun masih
terbuka untuk dibuktikan kembali.
2. TEKNOLOGI
2.1. Pengertian Teknologi
Dalam konsep yang
pragmatisdengan kemungkinan berlaku secara
akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (bodyofknowledge),
dan teknologi
sebagai suatu seni (stateofart) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses
produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan
untuk merealisasi tujuan
produksi. "Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial
pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu
adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuani nsani." (Eugene Staley,
1970).
Dari batasan
di atas jelas, bahwa teknologi social pembangunan memerlukan semua
science dan teknologi untuk
dipertemukan dalam
menunjang tujuan-tujuan pembangunan misalnya perencanaan dan programing pembangunan,
organisasi pemerintah dan administrasi
negara untuk pembangunan
sumber-sumber insani(tenagakerja,pendidikan dan latihan),
dan teknik pembangunan khusus dalam sektor-sektor seperti pertanian,industri,
dan kesehatan.
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat
sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia
menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudu l"TheTech•
nologicalSociety" (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun
arti atau maksudnya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya
untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas motode yang dicapai secara rasional dan
mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam
setiap bidang aktivitas manusia.
Batasan ini bukan bentuk teoritis, melainkan perolehan dari aktivitas masing•
masing dan observasi fakta dari
apa yang disebut manusia modern
perlengkapan tekniknya.
Jadi teknik menurut Ellul adalah berbagai
usaha, metode dan earn untuk memperoleh basil yang sudah distandardisasi dan
diperhitungkan sebelumnya.
2.2. Ciri-ciri
Fenomena Teknik Pada Masyarakat
Fenomena teknik
pada masyarakat kini, menurut
Sastrapratedja (
1980)memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Rasionalitas,
artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional.
b.Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c.Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksankaan serba otomatis.Demikian pula dengan teknik mampu
mengelimkinasikan kegiatan non-teknis
menjadi kegiatan teknis.
d. Teknis
berkembang pada suatu kebudayaan.
e. Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
f.Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
g. Otonomi,
artinya teknik berkembang menurut
prinsip-prinsip sendiri.
2.3. Ciri-ciri Teknik Teknologi Barat
Teknologi tepat guna
sering tidak berdaya menghadapi teknologi Barat, yang sering masuk dengan ditunggangi oleh segelintir
orang atau kelompok yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi Barat tersebut adalah :
l) Serba intensif dalam
segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga
kerjadan lain-lain, sehingga buruh itu
sendiri. Lebih akrab dengan kaum
elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2) Dalam strukturbsosial, kebergantungan. Teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan
3) Kosmologi atau pandangan teknologi
Barat adalah: menganggap dirinya sebagai pusat yang lain
feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier, memahami realitas
secara terpisah dan berpandangan
manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.
3. ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
3.1. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan
nilai atau moral.Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui
kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Penerapan
ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang memperhatikan masalah
nilai, moral atau segi-segi
manusiawinya.Keadaan demikian
tidak luput dari falsafah pembangunannya
itu sendiri, dalam menentukan
pilihan antara orientasi
produksi dengan motif
ekonomi yang kuat, dengan
orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang terkadang harus
dibayar lebih mahal.
Masalah
nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, menyangkut perdebatan
sengit dalam menduduk
perkarakan nilai dalam
4.
KEMISKINAN
4.1
PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnyadilukiskan sebagai
kurangnya
pendapatanuntuk memenuhi kebutuhan
hidup yang pokok. Dikatakan berada
dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti
pangan, pakaian,tempat berteduh, dll.(Emil Salim,1982).
Kemiskinanmerupakan tema sentral dariperjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar
dan perjuanganakan kemerdekaan bangsa,dan motivasi fun• damental dari cita-cita
menciptakan masyarakat adil dan
makmur.
Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok,bisa dipengaruhi oleh
tiga hal:
(1) persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok
yang diperlukan,
(2) posisi manusia dalam
lingkungan sekitar,
(3)kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
4.2. CIRI-CIRI MANUSIAYANG
HIDUP DIBAWAH KEMISKINAN
Atasdasar ukuran inimaka
mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut
:
a. tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dsb.;
b. tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan
kekuatan sendiri. seperti untuk memperoleh
tanah garapan atau modal usaha:
c. tingkat pendidikan mereka
rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus membantu orang tua mencari
tambahan penghasilan;
d. kebanyakantinggal
didesa sebagai pekerja bebas (self employed),berusaha apa saja;
e. banyuk yang hidup dikota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan
Kemiskinan menurut orang lapangan (umum) dapat dikategorikan
kedalam tigaunsur: (l) kemiskinan yang
disebabkan handicap badaniah ataupun mental seseorang, (2) kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam,
dan (3) kemiskinan buatan. Yang
relevandalam hal ini adalah kemiskinan
buatan, buatanmanusia terhadap manusia pula yang disebut dengan kemiskinan struktural.ltulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur (buatan.)
4.3. FUNGSI KEMISKINAN
Kalau
kita menganut teori
fungsionalis dari statifikasi (tokohnya
Davis), maka kemiskinanpun memiliki
sejumlah fungsi yaitu
:
I)
Fungsi ekonomi : penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu,
menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan
memanfaatkan barang bekas (masyarakat pemulung).
2)
Fungsi sosial : menimbulkan altruism
(kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran
kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.
3)
Fungsi kultural : sumber inspirasi
kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya saling
mengayomi antar sesama manusia.
4)
Fungsi politik : berfungsi sebagai
kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.
Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi, bukan berarti
menyetujui lembaga tersebut. Tetapi,
karena kemiskinan berfungsi maka harus
dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah
sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan
umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan,
mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi
dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.
Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di
zaman ini.
Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.
Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di
zaman ini.
2. Saran
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi sangat cepat dewasa ini. Banyak sekali penemuan-penemuan baru
yang telah dirilis untuk mempermudah suatu pekerjaan. Begitu banyak orang yang
terus menggali ilmunya untuk menciptakan sesuatu. Tetapi di lain sisi masih
banyak orang bahkan tidak bisa membaca. Padahal sumber daya manusia yang dapat
membantu mereka yang kurang beruntung tersedia sudah semakin banyak. Tetapi
banyak dari mereka yang tidak peduli dan fokus terhadap dirinya sendiri.
Pemerintah juga kurang memberi kebijakan yang berarti yang baik bagi masyarakat
modern maupun masyarakat tidak modern dengan kemiskinan yang dialaminya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar