PENDUDUK,
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Nama : Mochamad Faris Ilham
Kelas : 1IB04
NPM : 14415213
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gundarma
2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Penduduk,
Masyarakat dan Kebudayaan".Tugas
makalah ini dibuat guna untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar pada Fakultas Teknik Industri Universitas Gunadarma.
Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan
penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang
meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya.Dengan
adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahnya sistem mata
pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks.
Berbeda
dengan makhluk lain, manusia mempunyai kelebihan dalam kehidupan. Manusia dapat
memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya.Pemanfaatan dan pengembangan akal
budi telah terungkap paad perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan yang
bersifat rohaniyah, maupun kebudayaan kebendaan.
Akibat
dari kebudayaan ini telah mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sehubungan dengan hal tersebut dalam pokok bahasan ini akan
ditelaah mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya
pranata-pranata akibat perkembangan kebudayaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara
menuliskan penduduk dunia dengan menggunakan tabel ?
2. Bagaimana cara
menuliskan penggandaan penduduk dunia dengan menggunakan tabel?
3. Apa saja
faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk ?
4. Bagaimana cara
menuliskan rumus tingkat kematian yang kasar ?
5. Bagaimana cara
menuliskan angka kematian ?
6. Apa yang
dimaksud migrasi ?
7. Apa saja
macam-macam migrasi, proses migrasi, dan akibat migrasi ?
8. Apa saja jenis
struktur penduduk ?
9. Bagaimana
bentuk piramida penduduk stationer, muda, tua ?
10. Apa yang
dimaksud rasio ketergantungan ?
11. Bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia ?
12. Bagaimana
sejarah kebudayaan Hindu, Budha dan Islam ?
13. Bagaimana
sejarah kebudayaan barat ?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui penulisan penduduk dunia dengan menggunakan tabel
2. Untuk
mengetahui penulisan penggandaan penduduk dunia dengan menggunakan tabel
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
4. Untuk
mengetahui penulisan rumus tingkat kematian yang kasar
5. Untuk
mengetahui penulisan angka kelahiran
6. Untuk
mengetahui pengertian migrasi
7. Untuk
mengetahui macam-macam migrasi, proses migrasi dan akibat migrasi
8. Untuk
mengetahui jenis-jenis struktur penduduk
9. Untuk mengetahui
bentuk piramida penduduk stationer, muda, tua
10. Untuk
mengetahui pengertian rasio ketergantungan
11. Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
12. Untuk
mengetahui kebudayaan Hindu, Budha dan Islam
13. Untuk mengetahui
kebudayaan barat
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan Penduduk Dunia dengan
Menggunakan Tabel
Salah satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah masalah ekonomi. Maksud
dari masalah ekonomi ialah terbatasnya lapangan kerja yang ada di lingkungan
masyarakat sekitar, diantaranya ialah meningkatnya angka pengangguran,
meningkatnya angka kemiskinan, anak-anak putus sekolah, serta kejahatan timbul
dimana-mana.
Berikut adalah
data tabel jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830-2006, diantaranya:
Tahun
|
Jumlah
Penduduk
|
Perkembangan
per tahun
|
1830
|
1 Milyard
|
-
|
1930
|
2 Milyard
|
1 %
|
1960
|
3 Milyard
|
1,7 %
|
1975
|
4 Milyard
|
2,2 %
|
1987
|
5 Milyard
|
2 %
|
1996
|
6 Milyard
|
2 %
|
2006
|
7 Milyard
|
2 %
|
Sumber :
Iskandar N , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.
Penggandaan
Penduduk Dunia dengan Menggunakan Tabel
Waktu penggandaan adalah periode waktu
yang diperlukan untuk kuantitas untuk ganda dalam ukuran atau nilai. Hal ini
diterapkan untuk pertumbuhan penduduk, inflasi, ekstraksi sumberdaya, konsumsi
barang, bunga majemuk, volume tumor ganas, dan banyak hal lainnya yang
cenderung tumbuh dari waktu ke waktu. Ketika laju pertumbuhan relatif (bukan
laju pertumbuhan absolut) adalah konstan, kuantitas mengalami pertumbuhan
eksponensial dan memiliki waktu yang konstan penggandaan atau periode yang
dapat dihitung langsung dari laju pertumbuhan. Kali ini dapat diturunkan dengan
membagi logaritma alami 2 oleh eksponen pertumbuhan, atau didekati dengan
membagi 70 dengan laju pertumbuhan persentase (lebih kasar tapi secara
keseluruhan, membagi 72: lihat aturan 72). Waktu penggandaan adalah satuan
karakteristik (unit alami skala) untuk persamaan pertumbuhan eksponensial, dan
bercakap-cakap untuk peluruhan eksponensial adalah setengah kehidupan. Menggunakan interpolasi linear dari perkiraan UNDESA,
populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan dua kali lipat dalam
tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang berbeda). Perhatikan
bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing mengambil kira-kira
setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model pertumbuhan hiperbolik
disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada penggandaan lain dalam
abad ini.
Berikut adalah
data tabel penggandaan penduduk dengan waktu yang singkat :
Tahun
Penggandaan
|
Perkiraan
Penduduk Dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 Juta
|
-
|
1650 Tahun
|
500 Juta
|
1500
|
1830 Tahun
|
1 Milyard
|
180
|
1930 Tahun
|
2 Milyard
|
100
|
1975 Tahun
|
4 Milyard
|
45
|
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al,
HumanEcology W.H. Freeman and Co San Fransisco
Proses penggandaan penduduk dunia membutuhkan waktu
sekitar 35 tahun. Pertambahan penduduk di suatu daerah pada dasarnya
dipengaruhi oleh faktor demografi, diantaranya :
- Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia
secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung
besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.
Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro
mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor
pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor
penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
- Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran
bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat
kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas).
Rumus Tingkat Kematian Kasar
CDR = D/P x K
Ket :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Rumus Tingkat Kematian Khusus
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Angka Kelahiran
Angka
kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap
1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
·
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth
Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
CBR = B/P x K
Keterangan :
CBR
= Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
K = Bilangan konstan 1000
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
K = Bilangan konstan 1000
Angka
kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis
kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
·
Angka kelahiran menurut kelompok
umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
ASFRx = Bx/Pfx x k
Ket :
ASFRx = Angka kematian
menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Bilangan konstan 1000
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Bilangan konstan 1000
X
= Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya dihitung tiap 5 tahun seperti
15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur
mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49
tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan
untuk dapat melahirkan anak.
3.
Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat
yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi
internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu
negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan
penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.Berdasarkan suatu
letak dan juga keamanan individual imigrasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
• Migrasi Internasional
Migrasi
internasional adalah suatu perpindahan penduduk dari satu Negara ke Negara lain
anatar Negara migrasi internasional terdiri atas berikut ini:
1. Imigrasi adalah datangnya pendudukan dari suatu Negara ke Negara lain dengan tujuan menetap atau ada sebuah pekerjaan yang memaksakan menetap dinegara itu orang yang telah melakukan suatu imigrasi banyak yang menyebutkan dengan nama imigran
2. Emigrasi adlah keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain
3. Remigrasi adalah kembalinya imigran ke Negara asalnya
1. Imigrasi adalah datangnya pendudukan dari suatu Negara ke Negara lain dengan tujuan menetap atau ada sebuah pekerjaan yang memaksakan menetap dinegara itu orang yang telah melakukan suatu imigrasi banyak yang menyebutkan dengan nama imigran
2. Emigrasi adlah keluarnya penduduk dari suatu Negara ke Negara lain
3. Remigrasi adalah kembalinya imigran ke Negara asalnya
• Migrasi Nasional
atau Internal
Migrasi
nasional atau internal adalah nasional perpindahan penduduk didalam satu
Negara, migrasi ini terdiri dari atas beberapa jenis yaitu :
1. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap
2. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduknya ke wilayah yang jarang penduduknya
3. Fultralisasi adalah perpindahan penduduk kota ke desa dengan tujuan meneta
1. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap
2. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari wilayah yang padat penduduknya ke wilayah yang jarang penduduknya
3. Fultralisasi adalah perpindahan penduduk kota ke desa dengan tujuan meneta
Proses Migrasi
Proses
Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah Tujuan :
1.
Dalam memilih
daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah
asal
2.
Kurangnya
kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan
merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
3. Informasi yang
positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber
informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
4. Informasi yang
negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
5. Makin besar
pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas
orang tersebut
6. Makin tinggi
pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
7. Seseorang akan
memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada
didaerah tersebut
8. Migrasi masih
akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
9. Orang yang
berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas
daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin
10. Makin tinggi
pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
Akibat Migrasi
Berikut
ini adalah akibat yang muncul dari migrasi :
·
Akan terjadi pertikaian
didalam suatu kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang
bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham,
adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang.
· Rawan terjadi bencana
alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal,
maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga
untuk resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan
juga wabah penyakit.
· Kesehatan
menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena, makin banyak
imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang
mempunyai radiasi dan polusi pun dimana-mana.
· Area pemakanan
yang berkurang karena lahan yang seharusnya dijadikan tempat pemakanan,
dijadikan fasilitas umum seperti mall dan bangunan lainnya.
·
Lahan pekerjaan
yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan
mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga
peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit.
Migrasi penduduk baik internal atau nasional maupun
eksternal atau internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif
terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
a. Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :
a. Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :
|
b. Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain :
|
c. Dampak Negatif Migrasi Internasional antara lain :
|
|
d. Dampak Negatif Migrasi Nasional antara lain :
|
Struktur Penduduk
Komposisi penduduk adalah dimana suatu
Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan memiliki banyak penduduk didalam
satu Negara tersebut, dari banyaknya penduduk tersebut akan dikelompokan
berdasarkan kriteria tertentu.
Biasanya dalam pengelompokan itu
kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian,
dan tempat tinggal. Semua itu dikelompokkan agar tidak terjadi masalah-masalah
sepele yang timbul.
Struktur penduduk terdiri dari
3 jenis, yaitu :
- Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam
pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada
jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang
berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia.
- Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang
tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu
tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system ini terdapat pada negara-negara
yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
- Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramida
Bentuk-Bentuk Piramida
Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu
piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida
penduduk tua (konstruktif) :
Piramida Penduduk Muda (Expansive).
Suatu wilayah yang memiliki angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini
mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian
besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara
yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Piramida Penduduk Stasioner.
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran
dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah
negara-negara Eropa Barat.
Piramida Penduduk Tua (Constructive).
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran
yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga
dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok
umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika
Serikat.
Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)adalah
perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64
tahun.
Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia
yakniRasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua :
- Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
- Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Rasio
ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang
secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong
negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio
merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase
dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio
yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
·
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun
permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam
itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India),
tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa
Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar
ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan,
ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke
Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan
Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
·
Zaman Batu Muda
(Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki
kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke
dalam cetakan dan mendinginkannya.Oleh karena itulah mereka mampu membuat
senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain
yang mereka perlukan.
Ciri
– ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung
Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di
Indonesia.Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak
berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
·
Kebudayaan
Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia
di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan
kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke
Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan
Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat.
Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh
dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme
masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni
bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti
tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa
Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan,
Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
·
Kebudayaan
Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di
Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran
agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk
ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam
yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai.Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut ,
berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan
kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara
yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung
Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa
Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan
negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan
golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan
menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.Di
daerah yang bersangkutan.Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
3. KEBUDAYAAN BARAT
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak
lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat.
Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau
penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda.Penguasaan dan kekuasaan
perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis
Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan
bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat
pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua
lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan
tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia
adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia
seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak
kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45
ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan
budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang
dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang
semakin hari menunjukkan perkembangan yang pesat telah melahirkan berbagai
macam persoalan di Negara ini.Perkembangan penduduk Indonesia ternyata memunculkan
banyak konflik, dimana pangkal dari persoalan itu adalah kuantitas yang terus
bertambah yang tidak diikuti oleh sumber daya manusia yang mendukung.Hal ini
menyangkut aspek ekonomi politik sosial bahkan budaya.
Dampak
yang terjadi dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, yakni akan menimbulkan
banyak kriminalitas seperti
yang terjadi belakangan ini. Menurut Pakar Sosiologi Universitas Airlangga, Bagong
Suyanto, bahwa kriminalitas yang terjadi belakangan ini lebih di picu oleh
dendam pribadi yang di latar belakangi oleh faktor ekonomi, yang kemudian
berkesimpulan bahwa penyebab terjadinya semua itu adalah karena masyarakat kita telah
kehilangan struktur yang biasanya di jadikan tempat menyelesaikan masalah
seperti: Tetua, Tokoh Masyarakat ataupun Ketua Suku.
Namun
demikian pertumbuhan penduduk yang tinggibisa di manfaatkan untuk membangun
Negara, karena pada dasarnya segala bentuk organisasi membutuhkan kuantitas
untuk membuat suatu perubahan, lebih-lebih dalam ketatanegaraan. Yang
terpenting saat ini adalah bagaimana menyeimbangkan antara kuantitas dan
kualitas untuk selalu dalam satu tatanan dan terformat dengan baik, sehingga
dengan demikian segala macam konflik yang terjadi yang disebabkan oleh
pertumbuhan penduduk akan bisa di hentikan atau paling tidak bisa di
minimalisir.
B. SARAN
-
Seperti yang
telah disinggung sebelumnya bahwa sebaiknya kita dapat menyeimbangkan antara
kuantitas dan kualitas, maksudnya pertambahan penduduk yang pesat harus
dibarengi dengan sumber daya manusia yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Abu ahmadi, Drs,
ILMU SOSIAL DASAR, Rineka Cipta, Juli 1991
2.
Abdullah Taufic,
PEMUDA DAN PERUBAHAN SOSIAL, Jakarta, LP3ES, 1974
3.
http://saranghanda-yeongwonhi.blogspot.co.id/2012/10/makalah-penduduk-masyarakat-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar