Kamis, 28 Januari 2016

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN



ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN

Nama                  : Mochamad Faris Ilham
Kelas                   : 1IB04
NPM                   : 14415213  
 
  
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gundarma
2015



KATA PENGANTAR

       
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, karunia serta nikmat-Nya kepada kita semua khususnya pada diri penulis sehingga penulisan makalah ini telah diselesaikan. Sholawat serta salam tak lupa pula kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa menjaga dan melaksanakan perintah agama sebagaiman Rasul memberikan pengajaran kepada umatnya, yang semata-mata adalah memberikan cahaya islam kedalam kehidupan manusia.

            Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah tanpa bantuan dari berbagi pihak tidak akan terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-satu dalam membantu penyelesaian makalah ini. Selain itu penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kesalahan ataupun kekeliruan dari berbagai segi, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran serta masukan yang bersifat membangun dari pembaca agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
     Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah dua hal yang tak akan pernah bisa terlepaskan dari kehidupan manusia. Apalagi, abad 21 ini adalah era globalisasi dimana hampir semua kegiatan manusia menggunakan sistem teknologi. Yang mana perkembangan teknologi sangatlah pesat, dalam hal ini teknologi sangat berpengaruh di kehidupan sosial kita. Apalagi jika kita amati lebih jauh,  IPTEK sangat berpengaruh pada kehidupan sosial.
     Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, sudah diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan manusia, meskipun mempunyai dampak sosial yang muncul sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu. Kita misalkan saja manusia yang bisa memanfaatkan IPTEK maka akan memiliki status pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu orang yang berpendidikan tinggi identik dengan status sosial yang tinggi. jika status sosial seseorang tinggi maka tingkat kemakmurannya juga akan tinggi pula. Untuk itulah jika diamati dengan seksama maka terdapat hubungan yang sangat kuat antara IPTEK dengan kesejahteraan masyarakat.
     Kesejahteraan masyarakat maka akan meliputi kemakmuran dan kemiskinan. Bilamana masyarakat bisa makmur apabila berhasil mengikuti dan menggunakan perkembangan IPTEK maka masyarakat tersebut termasuk masyarakat yang sejahterah, dan sebaliknya, masyarakat yang tidak dapat mengikuti IPTEK dengan baik maka terjadi kemiskinan.
     Kemiskinan sendiri merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat.
     Kemiskinan memang menjadi masalah yang serius dalam menghadang kemajuan IPTEK. Hal ini disebabkan, masyarakat miskin dipastikan tidak akan bisa menikmati kemajuan teknologi. Malah yang terjadi masyarakat miskin akan menghambat perkembangan teknologi. Bukan hanya itu saja, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan dampak dalam sektor ekonomi sehingga masyarakat akan terseleksi dan membuat mereka menjadi miskin ketika dampak IPTEK mulai merajarela.
     Untuk itulah, perlu adanya pemahaman yang mendalam antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan kemiskinan serta kemakmuran masyarakat sehingga ada kemungkinan muncul sebuah kesalahan persepsi mengenai IPTEK yang sangat erat kaitannya dengan kemunculan kemiskinan yang terus berkelanjutan.


B. RUMUSAN MASALAH
 
1.
Apa pengertian dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
         2.  Apa hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
         3.  Macam-macam sifat ilmiah?
         4.  Ciri-ciri fenomena teknik pada masyarakat?
         5.  Ciri-ciri teknologi barat?

C. TUJUAN

         1. Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
         2.  Untuk mengetahui hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
         3.  Untuk mengetahui Apa saja sikap ilmia
         4.  Untuk mengetahui Ciri-ciri fenomena teknik pada masyarakat
         5.  Untuk mengetahui Ciri-ciri teknologi barat


 BAB II
 PEMBAHASAN



1. ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
1.1. Ilmu Pengetahuan
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis,  metodis, rasional/logis,  empiris, umum, dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana  karena  bermacam-macam  pandangan  dan teori  (epistemologi),  di antaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Menurut Decartes ilmu pengetahuan  merupakan  serba budi;  oleh Bacon  dan David  Home  diartikan sebagai pengalaman  indera dan batin; menurut Immanuel   Kant  pengetahuan .
merupakan  persatuan  antara  budi  danpengalaman;   dan teori Phyroo mengatakan,  bahwa tidak ada kepastian  dalama pengetahuan.  Dari berbagai macam pandangan tentang  pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi, pengalaman,  sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang  pasti.
Untuk membuktikan apakah isi pengetahuan  itu benar, perlu berpangkal pada teori-teori  kebenaran pengetahuan. Teori pertama bertitik tolak adanya hubungan dalil, di mana pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu. Kedua, pengetahuan itu benar apabila ada kesesuaian  dengan kenyataan. Teori ketiga menyatakan, bahwa pengetahuan  itu benar apabila mempunyai  konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai  pengetahuan  itu.
Banyaknya  teori dan pendapat  tentang pengetahuan   dan kebenaran mengakibatkan  suatu definisi  ilmu pengetahuan  akan mengalami  kesulitan. Sebab, membuat suatu definisi dari definisi ilmu pengetahuan yang dikalangan ilmuwan sendiri sudah ada keseragaman pendapat, hanya akan terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan pleonasme atau mubazir saja.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakaan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai  bahan yang menjadi tujuan penelitian  bulat  dan utuh,  serta  objek  formal,  yaitu  sudut  pandangan  yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam  memperoleh  ilmu  dan objek  ilmu  meliputi  rangkaian  kegiatan  dan tindakan.  Dimulai dengan pengamatan,   yaitu suatu kegiatan  yang diarahkan kepadafakta yang mendukung  apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan   dan  membuktikan  dengan  cara  berpikir   analitis, sintesis,  induktif,  dan deduktif.   Yang terakhir  ialah  pengujian  kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta  sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.

1.2. Sikap-sikap Ilmiah
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap  yang  bersifat   ilmiah.   Bukan   membahas   tujuan   ilmu,  melainkan mendukung  dalam  mencapai  tujuan  ilmu  itu sendiri,  sehingga  benar-benar objektif, terlepas dari prasangka pribadi  yang bersifat  subjektif.  Sikap yang bersifat ilmiah  itu meliputi empat hal:
a.tidak ada perasaan  yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
b.Selektif, artinya  mengadakan  pemilihan  terhadap  problema  yang  dihadapi supaya   didukung oleh  fakta  atau  gejala, dan  mengadakan  pemilihan  terhadap hipotesis  yang  ada.
c.Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat   indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
d.Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah  mencapai  kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

2.  TEKNOLOGI
2.1. Pengertian Teknologi
Dalam konsep yang pragmatisdengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (bodyofknowledge), dan teknologi  sebagai suatu seni (stateofart) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal,  tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. "Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis,  tetapi secara luas juga meliputi teknologi  sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuani nsani." (Eugene Staley, 1970).

Dari  batasan  di atas jelas,  bahwa  teknologi social pembangunan memerlukan   semua  science  dan teknologi  untuk  dipertemukan  dalam menunjang tujuan-tujuan pembangunan misalnya perencanaan dan programing pembangunan, organisasi pemerintah dan  administrasi negara  untuk pembangunan sumber-sumber insani(tenagakerja,pendidikan dan latihan), dan teknik pembangunan khusus dalam sektor-sektor seperti pertanian,industri, dan kesehatan.

Teknologi  memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudu l"TheTech• nologicalSociety" (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik, meskipun arti atau maksudnya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas motode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang  aktivitas manusia. Batasan ini bukan bentuk teoritis, melainkan perolehan dari aktivitas masing• masing dan observasi fakta dari  apa yang disebut manusia modern perlengkapan tekniknya. Jadi  teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan earn untuk memperoleh basil yang sudah distandardisasi dan diperhitungkan sebelumnya.

 2.2. Ciri-ciri Fenomena Teknik Pada Masyarakat
Fenomena  teknik  pada masyarakat  kini,  menurut  Sastrapratedja  ( 1980)memiliki  ciri-ciri  sebagai berikut  :

a.Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan  rasional.
b.Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.

c.Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksankaan serba   otomatis.Demikian pula dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis    menjadi kegiatan teknis.
d. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
e. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan  saling bergantung.
f.Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan   dapat menguasai kebudayaan.
g. Otonomi, artinya  teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

2.3. Ciri-ciri Teknik Teknologi Barat
Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi Barat, yang sering   masuk dengan ditunggangi oleh segelintir orang atau kelompok yang bermodal besar. Ciri-ciri   teknologi Barat tersebut adalah :

l) Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga  kerjadan  lain-lain,  sehingga buruh  itu  sendiri. Lebih akrab dengan  kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2) Dalam strukturbsosial, kebergantungan.  Teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan
3) Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adalah: menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier, memahami realitas secara   terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.

3.   ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
3.1. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral.Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang memperhatikan  masalah  nilai, moral atau segi-segi  manusiawinya.Keadaan demikian tidak luput dari falsafah pembangunannya  itu sendiri, dalam menentukan  pilihan  antara  orientasi  produksi  dengan  motif  ekonomi  yang kuat, dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang terkadang  harus  dibayar  lebih mahal.

Masalah nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, menyangkut   perdebatan   sengit  dalam  menduduk  perkarakan   nilai  dalam

4. KEMISKINAN
4.1 PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnyadilukiskan sebagai kurangnya pendapatanuntuk memenuhi   kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan  tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,tempat berteduh, dll.(Emil Salim,1982).

Kemiskinanmerupakan tema sentral dariperjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuanganakan kemerdekaan bangsa,dan motivasi fun• damental dari cita-cita menciptakan   masyarakat adil dan makmur.

Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan  yang diperlukan  untuk memenuhi kebutuhan pokok,bisa dipengaruhi oleh tiga hal:

(1) persepsi manusia  terhadap  kebutuhan   pokok  yang   diperlukan,
(2) posisi manusia dalam lingkungan  sekitar,
(3)kebutuhan objektif  manusia untuk bisa hidup secara  manusiawi.

4.2. CIRI-CIRI MANUSIAYANG HIDUP DIBAWAH KEMISKINAN
Atasdasar ukuran inimaka mereka yang  hidup dibawah garis  kemiskinan memiliki  ciri-ciri  sebagai  berikut  :

a.    tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dsb.;

b. tidak  memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan  sendiri. seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha:

c.  tingkat  pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena  harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan;

  d.  kebanyakantinggal didesa  sebagai pekerja bebas (self employed),berusaha apa saja;

e. banyuk yang hidup dikota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan

                Kemiskinan  menurut orang lapangan (umum) dapat  dikategorikan  kedalam tigaunsur: (l) kemiskinan  yang  disebabkan  handicap badaniah ataupun mental seseorang,   (2)  kemiskinan   yang  disebabkan oleh  bencana  alam, dan  (3) kemiskinan   buatan.  Yang relevandalam   hal ini adalah  kemiskinan buatan, buatanmanusia  terhadap manusia pula yang disebut dengan kemiskinan struktural.ltulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur (buatan.)


4.3. FUNGSI KEMISKINAN
Kalau   kita   menganut   teori   fungsionalis     dari   statifikasi     (tokohnya   Davis), maka    kemiskinanpun     memiliki    sejumlah     fungsi    yaitu    :

I) Fungsi ekonomi   :  penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas (masyarakat pemulung).                  
2) Fungsi sosial   : menimbulkan altruism (kebaikan spontan) dan  perasaan, sumber imajinasi   kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan  amal.
3) Fungsi kultural  : sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
4) Fungsi politik    : berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.

Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi, bukan berarti menyetujui lembaga tersebut.   Tetapi, karena  kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.



BAB III
PENUTUP


1.  Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.
Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di
zaman ini.


2. Saran
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat cepat dewasa ini. Banyak sekali penemuan-penemuan baru yang telah dirilis untuk mempermudah suatu pekerjaan. Begitu banyak orang yang terus menggali ilmunya untuk menciptakan sesuatu. Tetapi di lain sisi masih banyak orang bahkan tidak bisa membaca. Padahal sumber daya manusia yang dapat membantu mereka yang kurang beruntung tersedia sudah semakin banyak. Tetapi banyak dari mereka yang tidak peduli dan fokus terhadap dirinya sendiri. Pemerintah juga kurang memberi kebijakan yang berarti yang baik bagi masyarakat modern maupun masyarakat tidak modern dengan kemiskinan yang dialaminya.


DAFTAR PUSTAKA

http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar